Senin, 13 Desember 2021

L/O/G/O Nama: Frans Nafi, ST Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Lobalain Alamat: Holoama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao-NTT - ppt download

L/O/G/O Nama: Frans Nafi, ST Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Lobalain Alamat: Holoama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao-NTT - ppt download: BAB II A. Kondisi Sekolah SMK Negeri 1 Lobalain Nama SekolahSMK Negeri 1 Lobalain NSS NPSN AlamatJln. Baa – Busalangga DesaHoloama KecamatanLobalain KabupatenRote Ndao ProvinsiNusa Tenggara Timur Tahun Pendirian2004 Luas Tanah6.000 M2 StatusNegeri Nilai AkreditasiB

LAPORAN ON THE JOB LEARNING (OJL) - ppt download

LAPORAN ON THE JOB LEARNING (OJL) - ppt download: Analisis Supervisi Akademik On The Job Learning OJL Latar Belakang Tujuan Manfaat Kepemimpinan Best Practices Manejerial Kajian Kurikulum Kajian RKJM-RKAS Kajian PKG-PKB Mini Proposal PTS Supervisi Analisis Supervisi Akademik KESIMPULAN SARAN

Rabu, 13 November 2013

Dedek Kiky menari SNSD

http://www.youtube.com/v/ztiBGwVNbIo?autohide=1&version=3&autohide=1&feature=share&attribution_tag=DLZ7EBazCV75Ze-kd-gEUQ&showinfo=1&autoplay=1

Rabu, 22 Februari 2012

PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN ANIMASI KOMPUTER

PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN ANIMASI KOMPUTER DAPAT MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR



Heru Nurgiyanto
SMP Negeri 4 Kepanjen, Jl. Kawi 3 Kepanjen


Abstrak: Penelitian tindakan kelas dengan judul pembelajaran siklus belajar berbantuan animasi kom­pu­ter diterapkan untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan ha­sil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kete­ram­pilan kerja ilmiah dan hasil belajar siswa. Ha­sil pene­li­tian me­nun­jukkan keterampilan kerja ilmiah meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 14,34%, hasil belajar kognitif me­ningkat sebesar 4,52% dan hasil belajar psikomotorik mening­kat sebesar 5,85%. Guru mata pelajaran disarankan untuk menerap­kan model pembelajaran ini pada pokok bahasan dengan karak­teristik yang sama.



Kata kunci: hasil belajar, kerja ilmiah, animasi komputer, siklus belajar.



Abstract: Class­room action research by title of learning cycle assisted by computer animation learning was imple­men­ted to improve student’s scientific inquiry skills and learning out­comes. The research has been conducted in March until July 2010. The goals of this research were to improve student’s scientific inquiry skills and learning out­comes. The result of the research shows the student’s scientific inquiry skills was increase of 14.34% from cycle I to cycle II, cognitive learn­ing out­comes was increase of 4,52%, and psychomotor learning out­comes was increase of 5.85%. Teachers are recommended to imple­men­t this learning model to the topic that has the same charac­teristics.



Key words: learning outcomes, scientific inquiry, computer animation, learning cycle.





Hasil pengamatan dan diskusi bersama rekan guru IPA SMP Ne­ge­­­ri 4 Ke­pan­jen dalam MGMP sekolah menunjukkan bahwa keterampilan kerja il­mi­ah sis­wa VIII-H masih rendah. Keterampilan sis­wa dalam merencanakan penyelidikan ilmiah ren­dah dibuktikan dengan: (1) sis­wa salah da­lam merumus­kan tujuan pene­li­tian, (2) siswa kurang mampu menyiapkan pe­ra­latan yang diper­lu­kan dalam pe­ne­litian, hal ini di­se­babkan karena siswa be­lum menge­nal pera­la­tan yang akan di­gu­nakan, (3) sis­wa be­lum mampu meru­mus­kan pro­sedur perco­ba­an karena dalam mela­ku­kan pe­nyelidikan ilmiah siswa tergantung petunjuk yang di­be­rikan oleh guru, (4) dalam melaksanakan penyelidikan ilmiah siswa be­lum menerapkan pro­sedur ker­ja yang sesuai, hal ini dibuktikan ketika siswa me­la­ku­kan percobaan tidak se­suai dengan urutan kerja yang telah di­ten­tu­kan, (5) sis­­­wa tidak mampu me­­ngambil data dengan tepat disebabkan karena siswa tidak me­la­kukan kalibrasi pada alat yang akan digunakan, dan (6) siswa kurang te­­pat dalam me­narik kesim­pulan dari kegiatan per­co­baan yang dilakukan dan ku­rang mampu meng­­o­mu­ni­ka­si­kan hasil percobaan yang telah dilakukan. Keteram­pilan kerja ilmiah yang dimi­liki siswa masih yang rendah juga dapat di­in­­di­kasikan dengan siswa yang masih belum mampu bersikap ilmiah dengan baik. Hal ter­­se­but da­pat di­ke­­­tahui dengan sikap siswa yang belum berani dalam mengajukan per­ta­nya­an, berpen­da­pat, memberi sanggahan dan mem­­beri usulan. Siswa masih kurang menghargai pen­dapat orang lain yang ditun­juk­kan ke­ti­ka ada siswa yang presentasi siswa yang lain tidak memperhatikan.

Rendahnya keterampilan kerja ilmiah siswa disebabkan karena dalam pro­ses pembelajaran siswa hanya melakukan percobaan rata-rata sekali dalam satu semester, peralatan yang tidak leng­kap dan keterbatasan waktu untuk melakukan percobaan. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak terbiasa menggunakan alat dan melakukan percobaan untuk menemukan fakta dari suatu fenomena yang sedang dipelajari melalui kerja ilmiah.

Hasil belajar fisika siswa kelas VIII-H SMP Negeri 4 Kepanjen juga ren­dah. Hal ini di­tan­dai dengan nilai rata-rata hasil ulangan terakhir tentang getaran dan gelombang yang dicapai oleh siswa pa­da semester gasal tahun ajaran 2009-2010 adalah 66,6 dengan ketuntasan kla­si­kal 60,0%. Nilai hasil ulangan KD ter­sebut masih jauh dari hara­pan, karena Stan­dar Ketun­ta­san Minimal (SKM) yang ditetapkan adalah 70, dengan kriteria ke­ber­ha­­silan proses belajar mi­ni­mal 85% sis­wa tuntas. Nilai ulangan dan ketun­tasan kla­si­kal yang dipero­leh siswa kelas VIII-H tersebut megindikasikan bah­wa hasil be­la­jar fisika siswa masih rendah.

Rendahnya keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar fisika perlu sege­ra di­cari solusinya. Rendahnya keterampilan kerja ilmiah dan ha­sil belajar fisika tersebut disebabkan oleh kurang tepatnya mo­del pem­belajaran yang diterapkan untuk pelajaran fisika. Proses pembelajaran fi­si­ka di SMP Negeri 4 Kepanjen selama ini dilakukan dengan pembe­la­­ja­ran cera­mah dan diskusi infor­masi. Pembelajaran dilakukan dengan penjelasan mate­ri pelajaran oleh guru ber­kai­tan dengan kon­sep, diskusi informasi, contoh soal, dan la­tihan soal

Pembelajaran ceramah dan diskusi informasi merupakan pem­belajaran yang berpusat pada guru, di­ma­na guru bertindak sebagai penyampai informasi tung­­­­gal sedangkan siswa sebagai pendengarnya. Pembelajaran ceramah me­nga­ki­bat­­­kan siswa menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang akan diberikan oleh guru. Dengan tidak adanya kegiatan praktikum pada pembelajaran ceramah yang diterapkan dapat menye­­babkan keterampilan kerja ilmiah siswa tidak berkembang dengan maksimal. Akibatnya, keterampilan kerja ilmiah siswa men­ja­di rendah. Selain itu, dalam pem­­be­­lajaran ceramah siswa ditempatkan pada posisi be­lajar pa­sif yaitu mendengar dan mencatat. Kon­di­­si kelas yang pasif ter­sebut dapat mem­bu­­at siswa bosan dan semakin enggan untuk belajar fisika, sehing­ga hasil belajar men­jadi rendah.

Pendekatan pembelajaran yang mengutamakan proses pencarian suatu ilmu dengan melibatkan siswa secara aktif dan dianjurkan  untuk dipakai dalam pembelajaran saat ini adalah pembelajaran fisika dengan siklus belajar. Selama proses pencarian pengetahuan siswa tidak dibiarkan begitu saja, tetapi bimbingan guru tetap diberikan. Siklus belajar menerapkan tahapan-tahapan dalam pembela­ja­ran secara runtut.

Model siklus belajar terdiri dari 5 tahapan pembelajaran, dalam setiap ta­ha­­­­­pan pembelajaran siswa terlibat secara aktif dalam proses pencarian pengeta­huan. Menurut Bybee, dkk. (2006), tahapan pembelajaran tersebut antara lain Engage­ment (pelibatan), Exploration (eksplorasi), Eksplanation (penjela­san), Elaboration (elaborasi), Dan Evaluation (evaluasi). Pada tahap pelibatan, guru menghubungkan konsep yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan dipelajari. Tahap eksplorasi merupakan tahap dimana siswa melakukan eksplorasi terhadap materi yang dipelajari dengan percobaan. Pada tahap eksplanasi siswa menjelaskan pemahamannya tentang sua­tu konsep dan proses yang telah dipelajari. Tahap elaborasi merupakan tahap siswa mengaplikasikan konsep baru dalam kon­teks lain untuk membangun atau mengem­bang­kan pemahaman dan keterampi­lan­. Tahap evaluasi merupakan tahap dimana guru melakukan evaluasi kemampuan siswa dan efektifitas pembelaja­ran.

Pembelajaran siklus bela­jar melalui kegiatan dalam tiap fase, mewadahi pebelajar untuk secara aktif mem­bangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan ling­kungan fisik maupun sosial. Menurut (Dasna & Fajaroh, 2007) penerapan siklus belajar dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: (1) Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari penga­la­man siswa. (2) Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu. (3) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang meru­pa­kan pe­me­cahan masalah.

SMP Negeri 4 Kepanjen merupakan salah satu SMP RSBI di kabupaten Ma­lang. Sebagai SMP RSBI penggunaan Information and Comunication Tech­no­lo­gy (ICT) misalnya komputer, sebagai nilai tambah dalam pembelajaran harus di­la­kukan. Kom­puter da­pat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pemanfaatan kom­puter di SMP Negeri 4 Kepanjen masih kurang optimal. Pemanfaatan komputer untuk membuat media pembelajaran masih kurang, karena 80% guru masih belum me­ngusai komputer dengan baik. Komputer dimanfaatkan untuk menyampaikan ring­kasan materi pelajaran dengan memanfaatkan program power point, mengetik, in­ternet dan sebagai media hiburan, sehingga pemanfaatan komputer untuk me­ning­katkan kualitas proses pembelajaran di SMP Negeri 4 Ke­pan­jen perlu di­ting­katkan.

Siswa memerlukan program animasi komputer kendati telah melakukan prak­­­tikum dalam mempelajari konsep tertentu sebelumnya, karena pengetahuan ten­­­tang apa yang ditemukan dari praktikum memperjelas sesuatu yang tidak tam­pak di balik fenomena suatu proses. Peran guru dalam pembelajaran dengan ani­ma­si komputer adalah mengarahkan dan membimbing siswa untuk menemukan kon­sep dari tayangan animasi dan menganalisanya lebih lanjut dengan untuk me­ne­mukan keterkaitannya dengan konsep lain yang relevan (Rustaman, 2007).

Berdasarkan uraian tersebut dilakukan usaha untuk memadukan kelebihan-ke­le­bihan pembelajaran berbasis animasi komputer dengan kelebihan-kelebihan si­­­klus be­­lajar untuk mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan kerja ilmiah dan ha­sil belajar IPA khususnya fisika siswa kelas VIII-H SMP Negeri 4 Kepan­jen Kabupaten Malang. Menurut Rustaman (2007) pem­bela­ja­ran dapat dipa­du­kan dengan penggunaan media animasi komputer, yaitu dengan ca­ra dengan me­nyi­sipkan praktikum berbasis animasi komputer pada tahap-tahap tertentu pada pem­belajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang diangkat pada pe­ne­­litian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah pembelajaran siklus bela­jar berbantuan media animasi kom­puter dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah siswa kelas VIII-H SMP Negeri 4 Kepanjen kabupaten Malang?. (2) Bagai­ma­na­kah pembelajaran siklus belajar berbantuan media animasi kom­puter dapat mening­katkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII-H SMP Nege­ri 4 Ke­pan­­­jen Kabupaten Malang?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan keterampilan kerja ilmiah siswa kelas VIII-H SMP Negeri 4 Ke­panjen, Kabupaten Malang dengan mene­rap­kan pembelajaran siklus belajar berbantuan media animasi komputer. (2) Mening­katkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII-H SMP Negeri 4 Kepanjen Ka­bupaten Malang dengan menerapkan pembelajaran siklus belajar berban­tu­an media ani­masi komputer.

Rabu, 07 Desember 2011

Electric Circuit

An electric circuit is a complete path through which negative charges flow from the negative terminal to the positve of the cell. Such one directonal flow gives rise to what we call direct current (d.c).

A d.c. circuit connects a d.c. source like a cell (or a collection of cells call a battery) to various output devices. The load, like lamps, tools or resistors in heating element, as well as switches, fuses, ammeter and voltmeter are connected via metalic wires, normally copper wires.

An opened and closed circuit

Charges must travel in a complete path of a circuit. If the circuit is broken, there will not be any potential difference between  the terminals of a cell and the charges will not move from one terminal of the cell to the other.

A closed circuit is a complete conducting path round which charges can flow continously, while an open circuit is one or more points in the conducting path so that current does not flow anywhere in the circuit.

                                          
Figure 1. A opened circuit

Figure 2. A closed circuit

Series circuit

When a battery is connected to two lamps as shwon below, these lamps are said to be connected in series.

For convenience of discussion, the direction of current in this chapter prefers to conventional current (from positive terminal to negative terminal of a cell).


Figure 3. A series circuit.

Note that charges that flow through one lamp (lamp A) must go through the other lamp (lamp B) as well, for both lamps to work in a series circuit. Thus, the current at lamp A is the same size as that lamp B. In fact, current at any point in a series circuit is the same size throughout.

I1 = I2 = I3


Since there is only one single conducting path in a series circuit, when one of the lamps blows, the other lamp will not light up even though the switch the two lamps in a series circuit is dependent on each other.


Parallel circuit

When battery is connected to two lamps, B and C as shown, we say that the two lamps are connected in parallel.
                                          
Figure 4. A parallel circuit

When lamp C blows, lamp B will continue to light up. This is because the other branch with lamp B is still a closed circuit. So lamps in parallel work independently of one another.

In parallel circuit, current at lamp A is greater than that at lamp B or C (current in separate branches). In fact, the current at lamp A is sum of the current at lamps B and C.

However, it is noted that lamp A is not connected in parallel to lamp B; neither is lamp A parallel to lamp C. if lamp A is ‘blown’, both lamps B and C will not light up, since it is open circuit.

I1 = I2 + I3


Download Virtual Labs Electricity here

Kamis, 24 Desember 2009

KISI-KISI SOAL UAS 1 TH. 2009/2010

Kisi-kisi Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Fisika Kelas 9 Tahun Pelajaran 2009-2010 dapat di DownLoad disini
Mata Pelajaran Biologi Download disini
http://herunurgiyanto.blogspot.com

L/O/G/O Nama: Frans Nafi, ST Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Lobalain Alamat: Holoama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao-NTT - ppt download

L/O/G/O Nama: Frans Nafi, ST Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Lobalain Alamat: Holoama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao-NTT - ppt downlo...