Kamis, 05 Maret 2009

Pembelajaran IPA Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Abstrak: Pembelajaran IPA berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi menggunakan multimedia seperti komputer, internet, video dan lain-lain yang dikembangkan agar pembelajaran IPA menjadi lebih berkesan dan bermakna. Kesiapan infrastruktur dan sumberdaya manusia sangat diperlukan agar pembelajaran IPA berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat berjalan dengan baik dan hendaknya mengakomodasi pendekatan konstruktifisme. Pelaksanaan pembe-lajaran IPA berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi mengun-tungkan bagi guru karena pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien sedangkan bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar, kreativitas dan menyenangkan.

Kata kunci: Teknologi Informasi dan Komunikasi, internet, konstruktivisme, motivasi belajar.


Revolusi teknologi masa kini, khususnya komputer dan internet telah mengubah cara pandang dan berpikir secara praktis dan efisien pada masyarakat kita khususnya dan dunia pada umumnya. Kita semua dihadapkan pada ambang gerbang transisi yang berbasis teknologi, dimana kecepatan penyampaian dan menangkap suatu informasi menjadi sangat penting dalam rangka memajukan pendidikan. Pada era masyarakat yang dinamis atau menjelang era masyarakat dinamis yang kita harapkan dapat terwujud di tahun–tahun mendatang, perlu kiranya kita melakukan langkah persiapan secara optimal. Mengapa persiapan tersebut tidak
dimulai dari sekarang juga? Ilmu pengetahuan saja tidak lagi cukup, sebab kita sudah berada di sekitar teknologi mobile, serba nir–kabel, semua menuntut multimedialitas. Siap atau tidak pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi/Information & Comunication Technology (TIK/ICT) harus dimulai sejak sekarang.

Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta di gunakan dalam proses belajar mengajar (PBM) dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Teknologi informasi dan komunikasi juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaimana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi informasi dan komunikasi akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi yang diharapkan.

Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi di sekolah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis TIK dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Bersamaan dengan itu, pada generasi e–learning ini, kesadaran masyarakat akan proses belajar mengajar dengan menggunakan media TIK akan semakin besar. Berangkat dari keadaan tersebut, saat ini juga merupakan waktu yang tepat untuk merangsang masyarakat agar mulai menggunakan teknologi dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia. Namun demikian, media pembelajaran berbasis TIK dan pemanfaatanya berupa e–learning masih belum banyak dikembangkan dan dimanfaatkan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lebih memberi perhatian pada peningkatan kuantitas dan kualitas media pembelajaran berbasis TIK.

I. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis TIK
Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa proses pembelajaran terjadi sebagai hasil pengajaran yang disampaikan guru melalui atau dengan bantuan media (alat). Sedangkan teori belajar konstruktivisme berpandangan bahwa media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan. Kozma (1991) menyatakan bahwa media dapat dibedakan dari teknologi (mekanik, elektronik, bentuk fisik), sistem simbolik (karakter alpha-numerik, objek, gambar, suara) serta sarana yang digunakan (radio, video, komputer, buku).

Berbeda halnya dengan dua teori diatas, teori belajar konstruktifism (kognitif, sosio, comunal-constructifism) beranggapan lain. Kognitif-konstruktifism menganggap bahwa siswa membangun pengetahuann, keterampilan atau pemahamannya melalui observasi dan kemampuan berpikir. Ditambah dengan teori sosio-konstruktifism yang menambahkan adanya dimensi lain agar proses belajar terjadi yaitu interaksi sosial antara siswa, lingkungan dengan sumber belajar lain, yaitu orang lain. Teori ini menganggap bahwa belajar harus sosial, reflektif, otentik, progressif dan eksperiensial. Sementara communal-constructifism menganggap bahwa siswa membangun pengetahuannya sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain, dan diupayakan untuk saling memberikan kontribusi terhadap pengetahuan komunal untuk dapat dimanfaatkan oleh baik siswa yang ada saat ini maupun siswa baru.

Penelitian De Porter mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan,50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual),sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%. Berdasarkan ini semua, maka kegiatan hands on dalam PBM harus tetap diutamakan. Kadang kala PBM dihadapkan pada materi yang tidak dapat dilakukan secara hands on. Misalnya suatu percobaan membutuhkan waktu lama, sedangkan waktu PBM terbatas atau benda sebenarnya sulit untuk diperlihatkan dan dieksplorasi oleh siswa. Pada saat seperti inilah diperlukan alat bantu pengajaran, salah satunya adalah pembelajaran berbasis TIK (komputer multimedia). Pembelajaran berbasis TIK adalah suatu kegiatan belajar mengajar di mana guru memanfaatkan TIK (seperti slide presentasi yang diproyeksikan melalui LD projector, multimedia interaktif, dll) dalam penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.

Pembelajaran berbasis TIK, hendaknya mengakomodasi pendekatan teori konstruktifism. Dengan adanya teknologi informasi yang semakin pesat dewasa ini, penerapan konstruktifisme untuk e-learning sangat memungkinkan. Dengan adanya virtual ealrning environment, multiuser simulation, multiuser game. blog, multi user object orientes, wiki dan lain-lain pembelajaran yang konstruktifistik seharusnya bisa dibangun. Pembelajaran, dalam e-learning tidak seharusnya hanya terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa, walaupun menggunakan TIK, tapi harus didorong agar terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya (teman sebaya, orang lain di luar sekolah/wilayah, dll) yang memungkinkan ia mengalami peristiwa belajar yang kontekstual, otentik dan menyenangkan.
Sehubungan dengan hal ini, sangatlah penting guru memahami konsep dasar teknologi informasi dan komunikasi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang efektif, konsruktif dan menarik. Guru juga dituntut untuk pandai meramu berbagai strategi pembelajaran yang memanfaatkan TIK, seperti kapan menggunakan chat, e-mail, milist, blog, presentasi dengan slide powerpoint, simulasi, dan lain-lain.

II. Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis TIK
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran berbasis TIK memerlukan persiapan yang matang. Ada tiga komponen penting yang harus disiapkan untuk melakukan pembelajaran berbasis TIK, yaitu :


A. Infrastruktur
Sekolah-sekolah yang akan menyelenggarakan pembelajaran IPA berbasis TIK harus menyiapkan infrastruktur yang diperlukan misalnya: perangkat komputer, jaringan internet, LCD proyektor dan lain-lain. Dewasa ini sudah banyak sekolah yang telah memiliki infrastruktur yang mendukung terselenggaranya pembelajaran IPA berbasis TIK.
Secara nasional pengembangan infrastruktur TIK sudah dimulai sejak tahun 1995 dan semakin pesat sejak tahun 2006 dengan dikembangkannya Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas). Jejaring pendidikan nasional adalah Wide Area Network (WAN) yang menghubungkan seluruh kantor dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

B. Sumber Daya Manusia
Salah satu kunci pokok penyelenggaraan pembelajaran IPA berbasis TIK adalah sumber daya manusia dalam hal ini adalah guru mata pelajaran IPA. Jika kita lihat kondisi saat ini di negeri kita sekarang ini ternyata lebih banyak siswa yang melek teknologi informasi dibandingan dengan gurunya. Banyak siswa yang menerapkan teori konstruktifisme melalui friendster, multiplay, dan lain-lain. Hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk dapat menguasai TIK sehingga pembelajaran IPA berbasis TIK dapat berjalan dengan baik.
Salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh guru adalah bagaimana membuat media pembelajaran berbasis TIK yang baik. Untuk dapat membuat media pembelajaran berbasis TIK yang baik menurut perlu diperhatikan hal berikut ini:
1. Mulai dengan Judul yang Menarik dan Menantang
2. Rumuskan Tujuan Pembelajaran yang Jelas dan Menantang
3. Berikan Apersepsi yang Kontekstual
4. Lakukan Pembahasan (Uraian) yang Komunikatif
5. Berikan Contoh, Analogi atau Ilustrasi dan Simulasi yang Relevan dan Kontekstual
6. Berikan Latihan, Tes dan Umpan Balik Korektif secara Kreatif
7. Kembangkan SPM dan MPP Seinteraktif Mungkin
Software Pembelajaran Mandiri (SPM) adalah media pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa dapat mempelajarinya secara mandiri dengan bantuan yang minimal dari guru atau orang lain.
Media Presentasi Pembelajaran (MPP) justeru digunakan untuk konsumsi guru, bukan siswa. MPP digunakan oleh guru sebagai alat bantu untuk menyampaikan/menyajikan materi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan atraktif.
8. Tentukan Kombinasi Media yang Paling Tepat dan Relevan
9. Tentukan Materi, Latihan dan Tes yang Cukup, Cakup, Konsisten dan Relevan dengan Tujuan Pembelajaran

C. Konten Dan Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Konten dan aplikasi TIK yang dapat digunakan untuk pembelajaran IPA berbasis TIK
diantaranya:
1. Internet sebagai Media Pengajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini yang salah satunya adalah perkembangan teknologi internet yang semakin murah dan mudah didapatkan. Teknologi internet saat ini dapat dengan mudah didapatkan misalnya, dengan sambungan telepon kabel rumah kita bisa mendapatkan koneksi internet melalui telkomnet instan atau telkom speedy. Perkembangan telekomunikasi seluler merupakan alternatif lain yang sangat menguntungkan, kerena dengan menggunakan perangkat telepon seluler kita juga bisa memdapatkan koneksi internet dimanapun kita berada selama kita berada di dalam coverage area opetertor seluler yang digunakan. Hal ini memberikan keuntungan pada kegiatan pembelajaran berbasis TIK, internet dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang efektif.
Teknologi internet mengemuka sebagai media yang multirupa. Komunikasi melalui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara massa, dikenal one to many communition (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seterti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Berdasarkan hal tersebut maka internet sebagai media pengajaran mampu mengadakan karakteristik yang khas, yaitu {1} sebagai media interpersonal dan massa; {2} bersifat interaktif; {3} memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun ansinkron {tunda}. Karakteristik ini memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional.

Dengan TIK peserta didik yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu tetap bisa menikmati pengajaran. Metode talk and chalk, nyantri, usrah dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail atau mailing list. Gap antara pengajar dan peserta didiknya dapat dihilangkan dengan suasana yang hangat dan nonformal dengan mailing list. Hal inilah yang menyebabkab mailing list menjadi pembelajaran alternatif yang efektif seperti pada metode usrah.
Walaupun internet merupakan media pembelajran yang cukup efektif tetapi internet bukanlah pengganti sistim pengajaran. Kehadiran internet lebih bersifat suprementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya saja bisa dimodifikasi kebentuk lain. Metode talk and chalk dapat dimodifikasi menjadi online conference. Metode nyantri dan usrah dapat dimodifikasi menjadi diskusi melalui mailling list.
2. Web Portal Belajar dan Pembelajaran jarak jauh
Tahap awal pemanfaatan internet dalam pengajaran berbentuk model Web Portal Belajar. Model ini menggunakan internet sebagai penunjang peningkatan kegiatan belajar mengajar dikelas. Jadi, peningkatan kualitas pengajaran masih sangat mengutamakan tatap muka dikelas. Model Web Portal Belajar menjadikan internet sebagai penyedia sumber belajar yang bisa diakses secara online. Internet juga menjadi sarana bagi peserta didik untuk meningkatkan komunikasi, baik sesama peserta didik, peserta didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan kelompok lain diluar institusi sekolah. Model ini meningkatkan kualitas pengajaran yang diberikan diruang kelas karena terdapat pengayaan materi, baik yang berasal dari kegiatan tatap muka dikelas maupun yang ada di internet.
Apabila pihak institusi pengajaran telah mampu menerapkan model Web Portal Belajar maka institusi bisa mengembangkan ke tahap selanjutnya yang disebut pembelajaran jarak jauh/distance learning, pengajar dan peserta didik terpisah oleh waktu dan ruang. Walau demikian, diskusi masih bisa dilaksanakan, baik secara sinkron maupun asinkron. Seluruh kegiatan pengajaran dilakukan melalui internet sehingga kegiatan tatap muka secara fisik tidak diperlukan. Dalam pembelajaran jarak jauh, internet bukan hanya berperan sebagai pendukung kegiatan pengajaran, melainkan juga faktor utama yang menentukan jalannya pengajaran. Bagaimana tidak ? Tanpa koneksi internet maka pengajaran tidak akan dapat berjalan.
3. Aplikasi Internet untuk e-Learning
Internet menyediakan banyak kemudahan bagi dunia pengajaran. Sebenarnya, suatu institusi yang akan mengadakan pengajaran online tidak perlu susah-susah membangun perangkat lunak untuk e-learning yang dibutuhkannya. Telah tersedia berbagai pilihan aplikasi yang bisa dimanfaatkan demi memperlancar jalannya proses pengajaran. Pilihan aplikasi yang tersedia sangat beragam, mulai yang gratis (di bawah open source project) hingga komersial (dibawah vendor tertentu).
Ketika memutuskan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh , yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami model CAL+CAT (Computer Assisted Learning+Computer Assisted Teaching) yang akan diterapkan. Beberapa model CAL+CAT, diantaranya adalah:
a. Learning Management System (LMS).
LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kumpulan perangkat lunak yang ada didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang kuliah, dan institusi. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan pengajar dan peserta didik, dan keduanya harus terkoneksi dengan internet untuk menggunakan aplikasi ini.
b. Computer Based Training (CBT) / Course Authoting Package (CAP). CBT adalah perangkat lunak online untuk proses pembelajaran secara local pada masing-masing computer peserta didik. Perangkat lunak ini juga bias diterapkan secara online. Kebanyakan pengguna menggunakannya secara offline karena faktor bandwith yang dibutuhkan CBT untuk memproses large video. CAP adalah perangkat lunak untuk mengembangkan lunak CBT.
c. Virtual Laboratory.
ViLAB adalah lingkungan dimana peserta didik dapat memperoleh pengalaman praktis secara maya/virtual . ViLAB umumnya dipasang secara offline pada masing-masing komputer peserta didik, namun sat ini sudah banyak aplikasi online.
4. Aplikasi Pendukung
a. Digital Library
Digital Library menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses resource-resource elektronik dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Pengguna tidak lagi tertarik terhadap operasional secara fisik jam perpustakaan dan tidak dapat berkunjung keperpustakaan secara fisik untuk mengakses resource-resourcenya. Disinilah Digital Library sebagai alat untuk memfasilitasi dan memecahkan atas keterbatasan-keterbatasan tersebut.
b. Video on Demand
Video on Demand menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses resource-resource digital berupa video dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang tidak terbatas. Video ini biasanya berupa video pembelajaran, yang dapat diakses sesuai kebutuhan, dan didistribusikan secara streaming melalui jaringan komputer.
c. Wikipedia
Wikipedia menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk berkolaborasi menyusun ensiklopedia. Dengan wikipedia pengguna dapat membangun naskah secara kolaboratif, hingga dapat menjadi ensiklopedia di Internet.
d. Blog
Blog menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk membuat tulisan, baik formal maupun informal, seperti buku harian. Blog adalah catatan seseorang yang dibuat untuk konsumsi publik. Dengan blog ini kita bisa sharing ilmu pengetahuan.
e. Mobile Learning
Mobile Learning merupakan perwujudan elearning dalam perangkat bergerak, seperti handpone/telepon genggam. Dengan mobile learning kita bisa belajar melalui handpone kita. Materi dituangkan dalam modul untuk handpone.
III. Pembelajaran IPA berbasis TIK di SMPN 4 Kepanjen
SMP Negeri 4 Kepanjen sebagai salah satu sekolah RSBI telah memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang telah mendukung dilaksanakannya pembelajaran berbasis TIK. Dari pembelajaran IPA berbasis TIK yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kepanjen, penulis memberikan angket kepada siswa kelas 8 RSBI sebanyak 46 siswa untuk mengetahui tanggapan mereka tentang dilaksanakannya pembelajaran IPA berbasis TIK, dengan hasil sebagai berikut:
1. Pendapat siswa jika pembelajaran IPA menggunakan TIK.
Ternyata dari 46 siswa yang menjawab sangat setuju 41 siswa (89%) dan yang menjawab setuju sebanyak 5 siswa (11%), tidak ada siswa yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju.
2. Penggunaan TIK membuat penyajian pelajaran IPA menjadi lebih sistematis.
Ternyata dari 46 siswa yang menjawab sangat setuju 37 siswa (80%) dan yang menjawab setuju sebanyak 9 siswa (20%), tidak ada siswa yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada.
3. Penggunaan TIK membuat pelajaran IPA berlangsung efektif dan efisien
Ternyata dari 46 siswa yang menjawab sangat setuju 28 siswa (61%) dan yang menjawab setuju sebanyak 15 siswa (33%), siswa yang menjawab kurang setuju 3 siswa (6%) dan yang menjawab tidak setuju tidak ada.
4. Penggunaan TIK membuat pelajaran IPA menjadi lebih menyenangkan.
Dari 46 siswa yang menjawab sangat setuju 36 siswa (78%), yang menjawab setuju 10 siswa (22%) sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada.
5. Penggunaan TIK sangat membantu untuk memahami konsep-konsep IPA.
Ternyata dari 46 siswa yang menjawab sangat setuju 34 siswa (74%) dan yang menjawab setuju sebanyak 11 siswa (24%), tidak ada siswa yang menjawab kurang setuju 1 siswa (2%) dan yang menjawab tidak setuju tidak ada.
6. Penggunaan TIK meningkatkan prestasi belajar.
Ternyata dari 46 siswa yang menjawab sangat setuju 12 siswa (26%) dan yang menjawab setuju sebanyak 21 siswa (46%), siswa yang menjawab kurang setuju 12 siswa (26%) dan yang menjawab tidak setuju 1 (2%).
7. Yang menarik perhatian selama pembelajaran IPA menggunakan TIK berlangsung
Ternyata dari 46 siswa yang menjawab Konsep IPA yang disampaikan lebih jelas 26 siswa (56%), yang menjawab Animasinya menarik sebanyak 16 siswa (35%), siswa yang menjawab Cara pembuatan program komputernya 1 siswa (2%) dan yang menjawab biasa- biasa saja 3 (7%).
8. Setelah menerima pelajaran IPA dengan menggunakan komputer siswa termotivasi untuk:
Belajar IPA dengan lebih baik 9 siswa (19%).
Belajar komputer dengan lebih baik tidak ada yang menjawab (0%).
Belajar komputer dan IPA dengan lebih baik 33 siswa (72%).
Biasa-biasa saja 4 siswa (9%).

Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas 8 RSBI SMP Negeri 4 Kepanjen dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan TIK dalam pembelajaran IPA sangat bermanfaat bagi guru. Pembelajaran IPA berbasis TIK menjadikan pembelajaran IPA berlangsung sistematis, efektif dan efisien. Pembelajaran IPA berbasis TIK bermanfaat bagi siswa dalam hal memahami konsep-konsep IPA, pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajarnya. Namun demikian ada kecenderungan penggunaan TIK dalam pembelajaran IPA menurut siswa tidak meningkatkan prestasi belajarnya.

IV. Keuntungan-keuntuangan Pembelajaran IPA berbasis TIK
Pembelajaran IPA berbasis teknologi informasi dan komunikasi memberikan beberapa keuntungan diantaranya:
1. Penerapan TIK memiliki keunggulan tersedianya informasi secara luas, cepat, dan tepat , memudahkan proses belajar mengajar serta tidak dibatasi oleh tempat dan waktu.
2. Strauss (1991) menyatakan bahwa penggunaan animasi komputer dapat menjaga konsentrasi siswa terhadap pelajaran.
3. Dubeck (1995) menyatakan bahwa menyaksikan dan mendiskusikan tayangan flim science fiction memberikan pengaruh positif terhadap siswa diantaranya:
1) Sikap positif siswa terhadap IPA meningkat.
2) Memberikan gambaran yang lebih baik untuk konsep-konsep yang abstrak.
3) Meningkatkan motivasi belajar IPA.
4) Meningkatkan secara signifikan pengertian IPA sebagai proses ilmiah dan proses penemuan.
4. Bisa menvisualisasikan peristiwa yang berbahaya, sulit dipraktekkan
5. Pembelajaran IPA berbasis TIK membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
6. Hasil penelitian pengaruh pembelajaran berbasis computer terhadap pengajaran dan
pembelajaran dilaporkan oleh Roblyer, dkk (2002). Hasil penelitian menunjukkan:a)
aplikasi computer memiliki efek yang signifikan terhadap efektivitas pembelajaran pada
semua kelas/jenjang, b) aplikasi computer memiliki efek yang signifikan terhadap
efektivitas paling tinggi pada bidang sains, pada matematika efektivitasnya lebih tinggi
daripada dalam bidang bahasa, c) penggunaan computer dapat meningkatkan sikap siswa
terhadap sekolah dan terhadap materi pelajaran, dan d) penggunaan computer dapat
meningkatkan kreativitas siswa.

V. Kesimpulan
Pembelajaran IPA berbasis TIK mampu mempermudah pembelajaran IPA, karena pembelajaran IPA dapat berlangsung dengan efektif, efisien, menyenangkan dan menambah motivasi belajar siswa. Namun menurut sebagian siswa pembelajaran IPA berbasis TIK tidak mampu untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Untuk bisa melaksanakan pembelajran IPA berbasis TIK diperlukan persiapan infrastruktur, sumber daya manusia dan konten dan aplikasinya. Dewasa ini infrastruktur bukan lagi kendala utama yang harus dipecah,karena di sebagian besar kota-kota di Indonesia. Sedangkan untuk sumber daya manusia atau guru mata pelajaran IPA masih perlu untuk ditingkatkan kemampuannya di bidang TIK.






DAFTAR RUJUKAN

Hall, D.W, 1996. Computer-Based Animations in Large-Enrollment Lectures: Visual Reinforcement of Biological Concepts. Journal College Science Teacher 25(6):421-423.
Dubeck, L.W, Moshier, S.E, Boss, J.E, 1995. Using science fiction films to teach science at the collage level, Journal College Science Teacher 29(1):46-49.
Rahmat, Z.R, 2008. Strategi Pembelajaran Berbasis TIK. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional.
Sutrisno, Asim, 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Menunjang Implementasi Matakuliah Fisika Dasar. Jurnal MIPA 36(1): 69-86.
Purnomo, Wahyu, 2008. Pembelajaran Berbasis ICT, (Online), (http://www.wahyupur.blogspot.com/, diakses 18 Februari 2009).
Chaeruman, U.A, 2008. E-Learning dan teori belajar, (Online), (http://www.fakultasluarkampus.net/, diakses 18 februari 2009).
Chaeruman, U.A, 2009. Software pembelajaran yang baik dilihat dari aspek desain pembelajaran, (Online), (http://www.fakultasluarkampus.net/, diakses 18 februari 2009).
Saroso, Siswo, 2008. Upaya pengembangan pendidikan melalui pembelajaran berbasis multimedia, (Online), (http://..., diakses 26 Februari 2009)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Salam kenal
Tingkatkan kreatif, kunjungi http://pcahyono.blogspot.com/
Salam kreatif

L/O/G/O Nama: Frans Nafi, ST Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Lobalain Alamat: Holoama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao-NTT - ppt download

L/O/G/O Nama: Frans Nafi, ST Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Lobalain Alamat: Holoama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao-NTT - ppt downlo...